Pers Rilis – Koalisi Buruh Migran Berdaulat
KONDISI TAHANAN ANAK DI PUSAT TAHANAN IMIGRASI, SABAH, MALAYSIA,
OKTOBER 2023 – SEPTEMBER 2024
Pengantar
Dua bulan aku di rumah merah, dua bulan aku nda nampak apa-apa.
Dia begini saja, pagar-pagar. Dua bulan aku nda pegang pensil, pen.
Yang kami pegang batu, gelang, itu saja kami pegang. Batu Seremban atau Batu Sulaiman.
Cahaya, 10 tahun, tahanan Pusat Tahanan Imigrasi Sandakan, Sabah, Malaysia
Pada deportasi September 2024, kami berjumpa dengan empat deportan anak-anak yang bercerita
bagaimana mereka dihukum di dalam Depot Tahanan Imigrasi, Sandakan, Sabah. Satu anak berusia 11
tahun, dan tiga lainnya berusia di bawah 10 tahun. Mereka dihukum berjemur di bawah sinar matahari
yang panas, sambil matanya harus mendongak ke atas selama satu jam. Dipaksa mencabut rumput
yang tumbuh di depan blok tahanan selama setengah jam; dipukul oleh penggaris besi, kadang
dipaksa berkelahi dengan anak-anak yang lain. Lalu apa kesalahan mereka? Jawabannya adalah:
bising.
Satu tahun sebelumnya, September 2023, Kementerian Dalam Negeri Malaysia, mulai memindahkan
tahanan imigrasi anak-anak yang berusia di bawah 10 tahun di Semenanjung ke sebuah lokasi tahanan
khusus yang disebut Baitul Mahabbah. Satu bulan kemudian, November 2023, sebuah blok Baitul
Mahabbah mulai dibangun di Depot Tahanan Imigrasi, Papar, Sabah1. Hal ini menunjukan bahwa satu
tahun setelah pemerintah Malaysia meluncurkan program pembangunan Baitul Mahabbah, berbagai
bentuk kekerasan dan penghukuman tidak manusiawi terhadap tahanan kanak-kanak, tidak kunjung
hilang dari Depot Tahanan Imigrasi.
Pada bulan Mei tahun ini, Departemen Imigrasi Sabah juga menerima alokasi dana sebesar 50 juta
Ringgit Malaysia (atau setara dengan 175 miliar Rupiah). Dana ini digunakan untuk ‘mengupgrade’
keempat Depot Tahanan Imigrasi di Sabah. Termasuk 12,5 juta Ringgit (43,7 miliar Rupiah) yang
akan digunakan untuk ‘mengupgrade’ pagar depot tahanan imigrasi, dan memperbaiki ‘lantai
istirahat’ (rest floor).2 Sementara, uang tersebut akan dihabiskan untuk memperbaiki pagar dan lantai
istirahat, deportan yang kami jumpai masih mengalami kekurangan air bersih, toilet yang kotor dan
macet, makanan yang busuk, hanya bisa tidur di lantai yang kasar, harus bertahan hidup tanpa sinar
matahari dan skabies yang menjalar di tubuh selama berbulan-bulan.
Unduh Selengkapnya Pers Rilis Salwa dan Cahaya: Kisah Anak-Anak Yang Terusir
English Version Press Release Salwa and Cahaya: The Stories of Displaced Children