Migran Berdaulat – Sejak merebaknya pandemi, otoritas Sabah sering- kali mengatakan jika penyebab utama meningkatnya penularan Covid-19 adalah keberadaan imigran ilegal yang menyebrang melalui ratusan jalur tikus di perbatasan. Karenanya melakukan berbagai operasi penangkapan terhadap migran tak berdokumen di saat pandemi adalah hal yang dinilai perlu untuk menghentikan penyebaran Covid-19. Gelombang razia imigrasi berskala besar dilakukan di berbagai lokasi, baik di perbatasan, perkebunan maupun daerah perkotaan. Sejak Januari sampai November 2020, pemerintah Sabah telah menangkap setidaknya 12,800 migrant tak berdokumen. Angka ini lebih sedikit dari jumlah tahanan imigrasi yang berhasil dideportasi sepanjang tahun 2020, sejumlah 7,673.1 Tingginya jumlah penangkapan dibanding jumlah deportasi menjadi salah satu penyebab berbagai pusat tahanan menjadi semakin penuh sesak.
Lalu apakah kasus penyebaran Covid-19 di Sabah menurun? Jawabannya adalah tidak.
Pasca Pemilu 2020, Sabah bahkan menjadi episenter dari gelombang ketiga Covid-19. Berbagai kerumunan kampanye dan lalu lintas manusia di perbatasan melalui berbagai jalur tikus dianggap terkait dengan kemunculan gelombang ketiga.2 Kasus penularan Covid-19 terus meningkat sampai pers rilis ini ditulis.
Kenaikan kasus Covid-19 direspon setidaknya dengan tigal hal. Pertama, memperketat berbagai kebijakan pembatasan pergerakan atau biasa disebut Perintah Kawalan Pergerakan (PKP) dan PKP Darurat yang beberapa kali mengalami per- panjangan. Kedua, menggencarkan berbagai operasi di 37 titik perbatasan untuk mencegah keluar-masuk migran.3 Ketiga, melalui berbagai operasi penangkapan buruh migran tak berdokumen dalam skala besar di berbagai lokasi.
Selengkapnya Download Di Dera Razia Dan Pandemi 2021