Migran Berdaulat – Kongsi Cerita kali ini akan membincangkan persoalan migrasi ireguler di Sabah yang telah berlangsung sejak 50 tahun lalu hingga saat ini.
Sekitar tahun 1980-an, gelombang migrasi masif dari Indonesia ke Sabah dimulai seiring ekspansi perkebunan sawit. Buruh migran yang mayoritas berasal dari Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Timur telah menetap dan berkeluarga di Sabah hingga saat ini. Paling tidak 1 dari 3 penduduk di Sabah adalah non-warga negara yang menopang perekonomian negara nyaris di semua sektor; mulai dari industri sawit dan kebun sayur di area rural, hingga perniagaan barang & jasa di wilayah perkotaan. Sayangnya, kebijakan politik perbatasan mengakibatkan sebagian besar buruh migran dan keluarganya menjadi orang-orang tidak berdokumen, tanpa kewarganegaraan. Dikotomi legal/ilegal yang diciptakan oleh negara semakin mempertebal opresi terhadap mereka yang bukan “warga negara”. Setiap saat orang-orang tanpa dokumen dan kewarganegaraan menghadapi ancaman penangkapan dan deportasi, tetapi di saat yang sama mereka juga dieksploitasi sebagai buruh murah tanpa jaminan hak-hak dasar. Anak-anak keturunan migran terekslusi dari akses kesehatan dan pendidikan, bahkan tidak memiliki identitas kewarganegaraan.
Mengapa praktik diskriminasi terhadap migran & orang-orang tidak berdokumen terus dilanggengkan di Sabah? Bagaimana hal ini berkaitan dengan migrasi ireguler?
Kongsi Cerita #6 menghadirkan dua akademisi yang concern di isu migrasi Sabah dan satu orang dari tim pencari fakta Koalisi Buruh Migran Berdaulat (The Sovereign Migrant Workers Coalition; Ramlah Daud (UMS) membincang pasal sejarah migrasi ireguler di Sabah yang dikaitkan dengan ekspansi perkebunan sawit dan pemenuhan hak buruh. Catherine Allerton (LSE) membahas tentang kehidupan anak-anak tanpa dokumen & tanpa kewarganegaraan, bagaimana mereka menciptakan keterikatan sosial dengan Sabah, tetapi sekaligus diekslusi oleh sistem. Raraa Rahmawati mendiskusikan situasi perempuan dan anak-anak di pusat tahanan imigrasi di Sabah.
Mari berkongsi hal-hal yang dapat kita upayakan bersama, untuk memenuhi hak asasi bagi pekerja migran dan orang-orang tanpa dokumen di negeri Sabah. Setiap orang, warga negara atau bukan warga negara, memiliki hak yang sama untuk hidup layak.
Hari/Tanggal: Minggu, 9 Maret 2025
Pukul: 1.30pm London Time, 8.30pm Jakarta Time, 9:30pm Malaysia Time
Pembicara:
– Catherine Allerton, London School of Economics and Political Science
– Ramlah Daud, Universiti Malaysia Sabah
– Aslam Abd Jalil, INPUMA, Universiti Malaya
– Raraa Rahmawati, Tim Pencari Fakta KBMB
Moderator: Alfian Al-Ayubby, Tim Pencari Fakta KBMB
