Migran Berdaulat – Seringkali orang tanpa negara dan buruh migran dilihat hanya sebagai korban penindasan dan kekerasan tanpa kapasitas untuk melawan. Padahal mereka juga tumbuh sebagai subjek yang melawan dan membangun gerakannya sendiri.
Di Hongkong dan Taiwan misalnya, berbagai organisasi dan komunitas buruh migran muncul dan aktif dalam memperjuangkan kondisi kerja yang lebih baik. Begitupun di Sabah, di bawah ancaman penangkapan dan deportasi massal, berbagai sekolah alternatif bagi anak-anak tanpa negara didirikan dan menjadi pusat perlawanan. Tentu saja ketiganya muncul dalam konteks dan situasi yang spesifik.
Pembicara dari tiga tempat berbeda: Sabah, Hongkong dan Taiwan akan berbagi pengalaman mereka dalam membangun organisasi orang tanpa negara dan buruh migran, kenapa organisasi tersebut menjadi penting? Lalu bagaimana organisasi tersebut merespon berbagai lapis penindasan terhadap orang tanpa negara dan buruh migran?
Tiga cerita lapangan itu adalah bukti bahwa orang tanpa negara dan buruh migran bukan hanya subjek tertindas, namun juga mereka yang melawan dan membangun organisasinya.